Langsung ke konten utama

Keharusan Memilih

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Hai, di blog pertama ini, aku mau kenalan dulu sebelum masuk ke topik. Yap, namaku Arnawan Dwi Nugraha dan kini tengah duduk di bangku SMA.

Pilihan?  adalah ketika kita harus mengorbankan salah satu keinginan dan memilih pilihan yang terbaik dari beberapa pilihan yang ada.  Berat rasanya meninggalkan yang kita sukai. Seringkali kita harus mengorbankan apa yang kita sukai dan kita harus memilih apa yang kita tak sukai namun mungkin itulah yang terbaik bagi kita.

Itulah yang saat ini sedang terjadi padaku ketika aku dihadapkan pada kedua pilihan yaitu fokus untuk menghafal Alquran ataukah fokus untuk keduanya yaitu OSN dan menghafal Quran. Jadi awalnya aku fokus ke keduanya yaitu menghafal Alquran dan OSN namun suatu hari ada kendala yang terjadi padaku. Dan pastinya kendala itu bukan lain adalah susahnya membagi waktu antara untuk belajar OSN dan menghafal Alquran ataupun murojaah Alquran yang mana itu sangat penting bagi penghafal Al-Quran. Padahal untuk belajar pelajaran wajib saja kadang aku masih tertinggal bahkan bukan kadang tapi sering  .Apalagi ketika harus ditambah OSN juga ekstrakurikuler. Aku tahu pesimis memang bukan hal yang baik, tapi kalau dalam hal ini aku bukannya Pesimis namun aku sadar diri bahwa segala sesuatu yang dimiliki manusia pasti ada batasnya dan manusia memiliki spesialis tertentu ada yang memang cerdas ada juga yang biasa-biasa saja dan ada yang hanya dapat fokus pada satu hal, itu menurutku.
bukannya aku pesimis ya.But, aku termasuk anak sekolah yang biasa-biasa saja dan untuk fokus satu hari saja kadang sulit namun aku tetap berusaha untuk menekuninya.

Namun bila kuharus berjalan di Keduanya yaitu OSN dan menghafal Alquran pasti salah satu dari kedua itu tidak akan ada yang maksimal karena aku harus membagi waktu dengan waktu masing-masing.Dan bagiku itu bukanlah hal yang mudah.

Sempat terbesit dalam pikiranku untuk mengorbankan salah satunya dan yang pasti bukan Al-Qurannya, tapi OSN nya .Namun, kendalanya jadi waktu itu aku sudah mengikuti seleksi awal OSN dan alhamdulillah lolos .Itu membuat aku berpikir mengapa aku melepaskannya padahal aku sudah mengusahakannya dengan belajar supaya lulus seleksi supaya masuk ke OSN biologi, supaya dapat mengikuti kejuaraan-kejuaraan OSN, supaya dapat piala, sebagai dapat penghargaan, supaya dapat masuk ke universitas universitas ternama di Indonesia

Namun semua pemikiran itu berubah ketika aku sadar bahwa menghafal Alquran butuh pengorbanan yang lebih dan tidak cukup hanya setengah hati saja untuk menghafalnya bahkan kalau kita hanya menghafal itu pun tidak cukup karena kita harus memahami juga sepenuh hati supaya setiap ayat yang kita hafal benar-benar menancap kedalam hati (bukan hanya sekedar di lisan).
Oh ya aku belum cerita ya jadi aku merupakan salah satu santri di sebuah pondok pesantren tahfidz Quran namun kali ini aku ngga cerita soal aku mondok di pesantren tahfidz Quran dan kapan-kapan ya Aku akan buat cerita tentang aku masuk pondok.

Kesimpulannya jadi aku harus mengorbankan OSN dan mengutamakan Al-Quran karena beratnya menghafal Al-Quran serta membacanya tidak sebanding dengan balasan kebaikan yang akan diperoleh jadi aku harus mengorbankan waktu untuk menghafal Quran untuk memahami setiap isinya supaya Aku benar-benar serius dalam menghafal Al Quran
Sebenarnya beratnya meninggalkan OSN adalah ketika aku sudah akrab dengan guru biologi yang mengajarkanku itu dan aku harus bicara dengannya. Aku harus mengatakan dan aku nggak boleh bicara baku ingin mengundurkan diri dari OSN tersebut tapi aku harus bicara baik-baik supaya guru OSN ku tidak kecewa dengan sikap atau tindakan yang aku ambil ini.
Bagaimana pandanganmu?
Terima kasih telah membaca thread ku ini.
Tunggu thread-thread ku berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I’TIBAR, MUTABA’AT, DAN SYAWAHID [unedited]

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam struktur tingkatan sumber hukum umat islam, hadis (sunnah) menempati urutan kedua setelah al-qur’an, karena disamping sebagai ajaran islam yang secara langsung terkait dengan kehidupan Rasulullah saw. sebagai suri tauladan, juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-ungkapan al’qur’an. Hadis Nabi meskipun dalam tingkatan sumber hukum berada pada urutan kedua, namun dalam praktik pelaksanaan ajaran islam sangatlah penting, bahkan tidak jarang dianggap sejajar dengan al-qur’an. hal ini, karena hadis selain sebagai penguat dan penjelas terhadap al-qur’an, terkadang ia secara independent dapat menjadi pijakan dalam menentukan ketetapan hukum terhadap suatu permasalahan yang tidak disebutkan dalam al-qur’an. Hadis dengan berbagai dimensinya selalu menjadi fokus kajian yang problematik dan menarik. Studi hadis pun dikalangan para peneliti hadis terus mengalami perkembangan. Beragam objek studi hadis terus berkembang dari masa ke mas

Kuliah Jalanan

    Perasaan sekarang ini perkuliahan belum dimulai, namun saya merasa mendapat banyak materi kuliah hari ini. Kamu boleh menyebutnya kuliah "hidup". Semua berawal dari perjalanan saya ke sebuah coffee shop di Pondok Cina (sebuah kawasan di Margonda, pusat kota Depok). Dengan berbekal hem warna merah motif kotak-kotak dan celana panjang bermerk curidimal yang kumal karena belum disetrika, saya berangkat menyusuri padatnya kota Depok siang itu. Perginya saya ke coffee shop itu bukan tanpa alasan, ada misi khusus yang saya emban dan mesti saya lakoni hingga tuntas.     Jalan kakilah saya dari tempat persinggahan by foot sampai halte fakultas teknik Universitas Indonesia. Sesampainya saya di sana, sembari menunggu Bis Kuning (BIKUN) UI lewat saya menyalakan earbud yang baterainya tinggal 10% untuk kemudian dihubungkan dengan smartphone saya via bluetooth. Tak hanya sampai situ, saya pun membuka buku Epistemologi Islam yang sebenarnya merupakan kumpulan materi kuliah Prof. Satria

Tak Siap

Telah lama kupendam hingga padam Prahara asmara yang kian bermunculan di kepala Namun apa kata tiba-tiba saja tiba di depan mata Sungguh rencana Tuhan selalu saja tak terkira Banyak kata yang ingin terucap Sepatah dua patah ihwal perasaan penuh harap Tapi apa daya raga ini bak berkata tak siap Maksud hati tuk menatap syahdan menetap Banjarnegara, 17 Mei 2021