Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Sekian lama tak menulis, ingin rasanya menggoreskan kembali pena virtual disini. Heuheuheu.
Perihal ibu memang seringkali terasa ambigu. Dalam artian, di satu sisi ingin rasanya berbakti dengan sepenuh hati. Sementara disisi yang lain jiwa ini dipenuhi rasa enggan yang tak bertepi. Mudah untuk diucap, tapi tubuh sulit menanggap. Ketika momen tiba, dipanggilah nama kita olehnya. Rasa nggrundel di hati pun tiba. Sambat dengan segala unek-unek di hati, bergumpal di dalam dan menyesakkan dada. Namun setelah perintah terlaksana, muncul rasa penyesalan secara tiba-tiba. Mengapa tadi saya sambat ketika diminta tuk melakukan sesuatu olehnya?
Teringat saya ketika mengkaji tafsir Kalamullah di surat Al-Isra (17) ayat 23.
۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَـٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّۢ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًۭا كَرِيمًۭا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
Megenai penafsiran أُفٍّۢ yang pernah dijelaskan oleh murobbi saya, bahwasanya ia memiliki makna sebuah ungkapan penolakan. Ini berarti bahwa أُفٍّۢ tak hanya bermakna "ah", tapi mencakup semua ungkapan penolakan -dengan seabrek sambat lainnya- yang memiliki makna serupa. Dari ucapan seperti itu yang terkesan ringan saja dilarang oleh agama, apalagi sampai berucap dengan perkataan yang bernada "menghina".
Itu mungkin sedikit untaian kata yang ingin saya sampaikan perihal ibu. Saya harap, apa yang saya tuliskan ini ada manfaatnya untuk kita semua.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Komentar
Posting Komentar