Langsung ke konten utama

Tanbih 26 September 2021

Anda saat ini mengemban tiga jabatan sekaligus, yakni sebagai mahasiswa, santri Abah Hasyim Muzadi, serta hâfizul Qur'an.
Oleh karena itu, hendaknya kita melaksanakan amanah jabatan itu dengan sebaik-baiknya. Masa-masa kalian saat ini memang sedang mendewa-dewakan kebebasan. Namun, melihat posisi kalian saat ini menjadi tanda bahwa anda tidak bisa sebebas-bebasnya. Ada sekian tanggung jawab yang harus kalian emban demi keberlangsungan kehidupan yang harmonis, baik tanggung jawab sebagai mahasiswa, santri abah Hasyim Muzadi, dan tentunya hâfizul Qur'an.
Kemudian, dengan seabrek aturan yang ditetapkan oleh pondok pesantren, seperti tidak boleh ini dan tidak boleh itu jangan kemudian kamu anggap sebagai pembatasan atas hak kamu sebagai mahasantri di pondok pesantren. Adapun larangan-larangan tersebut tidak lain ialah untuk kemaslahatan dirimus sendiri.
Terakhir, sebagai seorang manusia yang masing-masing diberi kelebihan dan kekurangan oleh Allah Swt., jangan kemudian jumawa atas kelebihan tersebut. Pun demikian halnya jangan insecure dengan kekurangan kalian. Cukuplah rasa syukur sebagai perhiasan yang ada pasa diri kita.

- Ust. Arif Rahman

-----

Pertama, kalian kesini kan dengan bermacam-macam kualitas ya sebagai hufâzul Qur'an, ada yang lancar (grade A), grade B, grade C, atau bahkan grade E. Nah, dengan kondisi hafalan yang sedemikian macamnya, bagi yang sudah lancar upayakan masuk ke pondok ini sudah membawa hafalan yang lancar, ketika keluar pun sama demikian halnya. Sedangkan, bagi yang belum atau kurang lancar, usahakan semampu mungkin hafalan kalian supaya ketika keluar dari pondok ini lebih bagus dari sebelumnya.
Kedua, kebersihan pondok perlu dijaga. Islam itu ajaran yang luar biasa, namun mengapa banyak penganutnya yang tidak mengindahkan/mengamalkan ajarannya. Ada kebersihan, kedisiplinan, dan lain sebagainya. Kalau kalian lihat di negara yang 'bukan Islam', justru mereka dalam hal kebersihan, ketertiban, dan kedisiplinan lebih baik dari negara yang mayoritas atau bahkan berlabelkan Islam itu sendiri. Lalu bagaimana solusinya? Mulailah tanamkan kebersihan, ketertiban, dan kedisiplinan dari diri kita masing-masing. Kalau tidak dimulai dari yang terkecil (diri kita), mau mulai dari mana lagi?
Ketiga, hematlah dalam menggunakan jaringan listrik. Matikan lampu dan perangkat elektronik lainnya dari jaringan listrik apabila sudah tidak digunakan.

- Ust. Arif Zamhari


Komentar

Postingan populer dari blog ini

I’TIBAR, MUTABA’AT, DAN SYAWAHID [unedited]

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam struktur tingkatan sumber hukum umat islam, hadis (sunnah) menempati urutan kedua setelah al-qur’an, karena disamping sebagai ajaran islam yang secara langsung terkait dengan kehidupan Rasulullah saw. sebagai suri tauladan, juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-ungkapan al’qur’an. Hadis Nabi meskipun dalam tingkatan sumber hukum berada pada urutan kedua, namun dalam praktik pelaksanaan ajaran islam sangatlah penting, bahkan tidak jarang dianggap sejajar dengan al-qur’an. hal ini, karena hadis selain sebagai penguat dan penjelas terhadap al-qur’an, terkadang ia secara independent dapat menjadi pijakan dalam menentukan ketetapan hukum terhadap suatu permasalahan yang tidak disebutkan dalam al-qur’an. Hadis dengan berbagai dimensinya selalu menjadi fokus kajian yang problematik dan menarik. Studi hadis pun dikalangan para peneliti hadis terus mengalami perkembangan. Beragam objek studi hadis terus berkembang dari masa ke mas

Kuliah Jalanan

    Perasaan sekarang ini perkuliahan belum dimulai, namun saya merasa mendapat banyak materi kuliah hari ini. Kamu boleh menyebutnya kuliah "hidup". Semua berawal dari perjalanan saya ke sebuah coffee shop di Pondok Cina (sebuah kawasan di Margonda, pusat kota Depok). Dengan berbekal hem warna merah motif kotak-kotak dan celana panjang bermerk curidimal yang kumal karena belum disetrika, saya berangkat menyusuri padatnya kota Depok siang itu. Perginya saya ke coffee shop itu bukan tanpa alasan, ada misi khusus yang saya emban dan mesti saya lakoni hingga tuntas.     Jalan kakilah saya dari tempat persinggahan by foot sampai halte fakultas teknik Universitas Indonesia. Sesampainya saya di sana, sembari menunggu Bis Kuning (BIKUN) UI lewat saya menyalakan earbud yang baterainya tinggal 10% untuk kemudian dihubungkan dengan smartphone saya via bluetooth. Tak hanya sampai situ, saya pun membuka buku Epistemologi Islam yang sebenarnya merupakan kumpulan materi kuliah Prof. Satria

Tak Siap

Telah lama kupendam hingga padam Prahara asmara yang kian bermunculan di kepala Namun apa kata tiba-tiba saja tiba di depan mata Sungguh rencana Tuhan selalu saja tak terkira Banyak kata yang ingin terucap Sepatah dua patah ihwal perasaan penuh harap Tapi apa daya raga ini bak berkata tak siap Maksud hati tuk menatap syahdan menetap Banjarnegara, 17 Mei 2021